Rabu, 28 Januari 2015

Halus Abu Kawah Sikidang

Hai, warga nusantara! Kali ini saya akan menceritakan tentang salah satu destinasi saya saat saya sedang melaksanakan kegiatan LAA (Lintas Alam Ambalan) yang diadakan oleh pramuka di sekolah saya. Salah satu destinasi kami adalah kawah Sikidang. Kawah ini terletak di sebelah selatan Kawasan Wisata Dieng, sekitar 1,5 KM dari lokasi wisata Obyek Wisata Candi Arjuna.

Saat pertama kami sampai di lokasi wisata kawah Sikidang, kami disuguh dengan pasar kecil yang mayoritas pedagangnya berjualan makanan serta minuman. Banyak juga yang menjual makanan khas Dieng, yakni manisan carica. Ada juga beberapa unjuk seni khas Dieng yang ditampilkan secara kecil-kecilan di lokasi wisata tersebut, sehingga menambah keunikan serta hiburan di obyek wisata kawah Sikidang ini.

Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah di dataran tinggi Dieng. Kawah Sikidang terkenal dengan lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah layaknya kijang.  Ketika kita memasuki lokasi wisata kawah Sikidang ini, bisa kita lihat dengan jelas sebuah kawah berbentuk oval telur dengan adanya uap air mendidih diatasnya. Jangan heran jika di lokasi ini banyak sekali orang berjualan masker penutup hidung. Tak lain dan tak bukan ialah karena memang aroma belerang di lokasi kawah ini sangat menyengat.


foto bersama sahabat saya, tepat di pinggir kawah

Ada sebuah cerita rakyat Jawa Tengah mengenai asal mula kawah Sikidang. Alkisah, pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan di daerah Dieng, disana tinggal seorang putri yang sangat cantik bernama putri Shinta Dewi. Kala itu, ada seorang pangeran yang kaya raya bernama pangeran Kidang Garungan. Mendengar kabar bahwa putri Shinta Dewi merupakan putri yang cantik jelita, pangeran Kidang Garungan pun berniat untuk meminangnya. Pangeran Kidang Garungan pun langsung mengutus salah satu utusannya untuk menuju ke kerajaan tempat putri Shinta Dewi tinggal, guna menyampaikan niat pangeran untuk meminang putri Shinta Dewi.

Mendengar penjelasan dari utusan Kidang Garungan, Shinta Dewi pun langsung menerima pinangan Kidang Garungan. Hal ini disebabkan karena Shinta Dewi tertarik dengan segala kekayaan yang dimiliki Kidang Garungan. Shinta Dewi menyuruh utusan Kidang Garungan untuk menyampaikan kalimat persetujuannya kepada sang pangeran Kidang Garungan.

Setelah mendengar kabar dari utusannya, Kidang Garungan pun sangat gembira. Sang pangeran pun langsung menyiapkan diri serta kereta indah berlapis emas. Kidang Garungan juga menyiapkan berbagai hadiah yang sangat mewah dan indah untuk dipersembahkan kepada putri Shinta Dewi.

Tak lama kemudian, Pangeran Kidang Garungan tiba di istana Putri Shinta Dewi. Betapa terkejutnya putri Shinta Dewi saat melihat raga dari pangeran Kidang Garungan yang akan meminangnya. Bagaimana tidak? Badan Kidang Garungan memang tegap dan gagah, namun kepalanya berbentuk kepala kijang jantan lengkap dengan kedua tanduknya.

Segera putri Shinta Dewi memanggil para dayang dan mengatakan bahwa ia ingin menolak lamaran dan mrmbatalkan persetujuan namun merasa tidak enak. Tapi pada akhirnya, Shinta mendapat ide. Ia meminta para prajurit kerajaan bersiap-siap menerima perintahnya.

Kemudian Shinta meminta sesuatu sebagai syarat kepada Kidang Garungan. Yakni jika Kidang garungan ingin menikahinya, Kidang Garungan harus membuatkan sumur yang sangat dalam dan besar untuk bermandi bersama nantinya. Pangeran Kidang Garungan pun menyetujui permintaan Shinta.

Setelah beberapa lama, permintaan Shinta Dewi pun hampir selesai. Melihatnya, Shinta Dewi menjadi ketakutan. Dalam keadaan panik, tanpa berpikir panjang Shinta Dewi memerintahkan para prajuritnya untuk menimbun lubang tersebut dengan tanah agar Kidang Garungan tertimbun tanah. Lubang itu pun tertimbung oleh tanah sehingga menutupi tubuh Pangeran Kidang Garungan. Mengetahui bahwa perilaku tersebut dilakukan atas utusan Shinta Dewi yang berencana menggagalkan pernikahan, Kidang Garungan menjadi sangat marah. Ia langsung berusaha keluar dari timbunan tanah tersebut. Maka terjadilah sebuah ledakan besar ketika sang Pangeran berusha keluar. Namun, sebelum prangeran berhasil keluar, Shinta Dewi mengutus kedua kalinya para prajurit untuk menimpun tanah. Para prajurit pun menurutinya, sehingga pangeran tidak mampu keluar dari lubang tersebut.

Menyadari bahwa dirinya tidak bisa keluar, Pangeran Kidang Garungan pun merasa sangat marah dan sakit hati. Karenanya, ia memberikan kutukan kepada Putri Shinta Dewi bahwa keturunan Shinta Dewi akan memiliki rambut yang gimbal. Pangeran berteriak dari dalam lubang, “Hai Shinta Dewi! Apa yang kau lakukan sungguh sangat keterlaluan! Semoga semua keturunanmu akan memiliki rambut gimbal.”

Sampai saat ini, sumur buatan pangeran Kidang Garungan tersebut masih meledak-ledak hingga membuat tanah diatasnya bergetar. Masyarakat sekitar sumur tersebut menamainya dengan nama Kawah Sikidang yang dalam bahasa jawa berarti Kijang.

Itu tadi merupakan sekilas sejarah kawah Sikidang, yang dipetik dari buku Ensiklopedi Toponimi Eks.Karesidenan Kedu, pada bab legenda Kawah Sikidang.

foto saya bersama tiga kawan saya, masih tepat
di pinggir kawah


Walaupun bau belerang di sekitar kawah ini sangat menyengat, bukan merupakan penghalang wisatawan untuk berkunjung di obyek wisata ini. Pada kenyataannya, jumlah pengunjung di obyek ini selalu banyak. Tak jarang juga wisatawan asing yang berkunjung di tempat ini.

Pada obyek wisata ini juga banyak kita dapati ibu-ibu pengumpul belerang. Belerang disini merupakan belerang yang sudah mengeras menyerupai batu. Disini juga banyak terdapat jasa foto dengan kuda putih atau pun dengan moto gede dengan latar belakang kawah sikidang.


Tak akan rugi bagi pengunjung yang mengunjungi obyek wisata ini. Karena selain bisa melihat panorama uap mendidih di kawah, mendapatkan spot foto alam yang keren, menikmati makanan khas Dieng, carica dan mie ongklok, menyaksikan berbagai kesenian khas Dieng, kawah Sikidang juga dekat dengan obyek-obyek wisata yang lain, seperti; Telaga warna dan telaga pengilon, kompleks Candi Arjuna, dll. Untuk yang suka adventure, tempat ini cocok banget kamu kunjungin!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar