Hai,
warga nusantara! Kali ini saya akan menceritakan tentang salah satu destinasi
saya saat saya sedang melaksanakan kegiatan LAA (Lintas Alam Ambalan) yang
diadakan oleh pramuka di sekolah saya. Salah satu destinasi kami adalah kawah Sikidang.
Kawah ini terletak di sebelah selatan Kawasan Wisata Dieng, sekitar 1,5 KM dari
lokasi wisata Obyek Wisata Candi Arjuna.
Saat pertama kami sampai di lokasi
wisata kawah Sikidang, kami disuguh dengan pasar kecil yang mayoritas pedagangnya
berjualan makanan serta minuman. Banyak juga yang menjual makanan khas Dieng,
yakni manisan carica. Ada juga beberapa unjuk seni khas Dieng yang ditampilkan
secara kecil-kecilan di lokasi wisata tersebut, sehingga menambah keunikan
serta hiburan di obyek wisata kawah Sikidang ini.
Kawah Sikidang merupakan salah satu
kawah di dataran tinggi Dieng. Kawah Sikidang terkenal dengan lubang keluarnya
gas selalu berpindah-pindah layaknya kijang. Ketika kita memasuki lokasi wisata kawah Sikidang
ini, bisa kita lihat dengan jelas sebuah kawah berbentuk oval telur dengan
adanya uap air mendidih diatasnya. Jangan heran jika di lokasi ini banyak
sekali orang berjualan masker penutup hidung. Tak lain dan tak bukan ialah
karena memang aroma belerang di lokasi kawah ini sangat menyengat.
foto bersama sahabat saya, tepat di pinggir kawah
Ada
sebuah cerita rakyat Jawa Tengah mengenai asal mula kawah Sikidang. Alkisah,
pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan di daerah Dieng, disana tinggal
seorang putri yang sangat cantik bernama putri Shinta Dewi. Kala itu, ada
seorang pangeran yang kaya raya bernama pangeran Kidang Garungan. Mendengar
kabar bahwa putri Shinta Dewi merupakan putri yang cantik jelita, pangeran
Kidang Garungan pun berniat untuk meminangnya. Pangeran Kidang Garungan pun
langsung mengutus salah satu utusannya untuk menuju ke kerajaan tempat putri
Shinta Dewi tinggal, guna menyampaikan niat pangeran untuk meminang putri
Shinta Dewi.
Mendengar penjelasan dari utusan
Kidang Garungan, Shinta Dewi pun langsung menerima pinangan Kidang Garungan.
Hal ini disebabkan karena Shinta Dewi tertarik dengan segala kekayaan yang
dimiliki Kidang Garungan. Shinta Dewi menyuruh utusan Kidang Garungan untuk
menyampaikan kalimat persetujuannya kepada sang pangeran Kidang Garungan.
Setelah mendengar kabar dari utusannya,
Kidang Garungan pun sangat gembira. Sang pangeran pun langsung menyiapkan diri
serta kereta indah berlapis emas. Kidang Garungan juga menyiapkan berbagai
hadiah yang sangat mewah dan indah untuk dipersembahkan kepada putri Shinta
Dewi.
Tak lama kemudian, Pangeran Kidang
Garungan tiba di istana Putri Shinta Dewi. Betapa terkejutnya putri Shinta Dewi
saat melihat raga dari pangeran Kidang Garungan yang akan meminangnya.
Bagaimana tidak? Badan Kidang Garungan memang tegap dan gagah, namun kepalanya
berbentuk kepala kijang jantan lengkap dengan kedua tanduknya.
Segera putri Shinta Dewi memanggil
para dayang dan mengatakan bahwa ia ingin menolak lamaran dan mrmbatalkan
persetujuan namun merasa tidak enak. Tapi pada akhirnya, Shinta mendapat ide. Ia meminta para prajurit kerajaan bersiap-siap menerima perintahnya.
Kemudian Shinta meminta sesuatu
sebagai syarat kepada Kidang Garungan. Yakni jika Kidang garungan ingin
menikahinya, Kidang Garungan harus membuatkan sumur yang sangat dalam dan besar
untuk bermandi bersama nantinya. Pangeran Kidang Garungan pun menyetujui
permintaan Shinta.
Setelah beberapa lama, permintaan
Shinta Dewi pun hampir selesai. Melihatnya, Shinta Dewi menjadi ketakutan.
Dalam keadaan panik, tanpa berpikir panjang Shinta Dewi memerintahkan para
prajuritnya untuk menimbun lubang tersebut dengan tanah agar Kidang Garungan
tertimbun tanah. Lubang itu pun tertimbung oleh tanah sehingga menutupi tubuh
Pangeran Kidang Garungan. Mengetahui bahwa perilaku tersebut dilakukan atas
utusan Shinta Dewi yang berencana menggagalkan pernikahan, Kidang Garungan
menjadi sangat marah. Ia langsung berusaha keluar dari timbunan tanah tersebut.
Maka terjadilah sebuah ledakan besar ketika sang Pangeran berusha keluar. Namun,
sebelum prangeran berhasil keluar, Shinta Dewi mengutus kedua kalinya para
prajurit untuk menimpun tanah. Para prajurit pun menurutinya, sehingga pangeran
tidak mampu keluar dari lubang tersebut.
Menyadari bahwa dirinya tidak bisa
keluar, Pangeran Kidang Garungan pun merasa sangat marah dan sakit hati.
Karenanya, ia memberikan kutukan kepada Putri Shinta Dewi bahwa keturunan
Shinta Dewi akan memiliki rambut yang gimbal. Pangeran berteriak dari dalam
lubang, “Hai Shinta Dewi! Apa yang kau lakukan sungguh sangat keterlaluan!
Semoga semua keturunanmu akan memiliki rambut gimbal.”
Sampai saat ini, sumur buatan
pangeran Kidang Garungan tersebut masih meledak-ledak hingga membuat tanah
diatasnya bergetar. Masyarakat sekitar sumur tersebut menamainya dengan nama
Kawah Sikidang yang dalam bahasa jawa berarti Kijang.
Itu tadi merupakan sekilas sejarah kawah Sikidang, yang dipetik dari buku Ensiklopedi Toponimi Eks.Karesidenan
Kedu, pada bab legenda Kawah Sikidang.
foto saya bersama tiga kawan saya, masih tepat
di pinggir kawah
Walaupun bau belerang di
sekitar kawah ini sangat menyengat, bukan merupakan penghalang wisatawan untuk
berkunjung di obyek wisata ini. Pada kenyataannya, jumlah pengunjung di obyek
ini selalu banyak. Tak jarang juga wisatawan asing yang berkunjung di tempat
ini.
Pada obyek wisata ini juga banyak kita dapati ibu-ibu
pengumpul belerang. Belerang disini merupakan belerang yang sudah mengeras
menyerupai batu. Disini juga banyak terdapat jasa foto dengan kuda putih atau
pun dengan moto gede dengan latar belakang kawah sikidang.
Tak akan rugi bagi pengunjung yang mengunjungi obyek
wisata ini. Karena selain bisa melihat panorama uap mendidih di kawah,
mendapatkan spot foto alam yang keren, menikmati makanan khas Dieng, carica dan
mie ongklok, menyaksikan berbagai kesenian khas Dieng, kawah Sikidang juga
dekat dengan obyek-obyek wisata yang lain, seperti; Telaga warna dan telaga
pengilon, kompleks Candi Arjuna, dll. Untuk yang suka adventure, tempat ini
cocok banget kamu kunjungin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar