Kamis, 27 Oktober 2016

Sidringo, Ranukumbolo di Balik Puncak Dieng

Menikmati akhir pekan, sebagai mahasiswa kategori istri idamannya warteg, lebih cocok untuk menyambut long weekend dengan bercengkerama bersama alam. Bicara soal alam, pasti yang ada di benak wiholic1) adalah gunung. Yap, kegiatan mendaki gunung atau yang kerap disebut dengan 'muncak'. Tapi, lain halnya dengan pengalaman kulo2) satu ini, ketika kulo mencoba untuk menjajaki gerbang wisata baru yang terdapat di kabupaten Batang - Jawa Tengah. Letaknya berbatasan langsung dengan kabupaten Wonosobo, khususnya dataran tinggi Dieng. Langsung saja kulo sebut sebagai kembaran dari Ranukumbolonya Batang. Tak hanya sampai disini saja, masih ada beribu deskripsi keindahan yang ada di destinasi wisata satu ini. Ingin tahu seperti apa Ranukumbolonya Batang?. Sumonggo, mari simak lebih lanjut!
1)        Wiholic: wisata holic (pecinta kegiatan wisata/touring)
2)        Kulo: dalam bahasa jawa: Kulo.

Provinsi Jawa Tengah identik dengan tanahnya yang subur. Walaupun sudah banyak tanah-tanah gembur, sawah, dan hutan disulap menjadi perumahan, industri, dan bangunan lainnya, lain halnya dengan tempat satu ini. Yap, kabupaten Batang. Jika dikisarkan menggunakan presentase, dari 100%, wilayah keramaian padat penduduk dan bangunan hanya 30% saja. Sisanya merupakan perbukitan yang dihampari oleh persawahan, kebun, dan hutan. Tak heran jika Batang mengandalkan alamnya sebagai objek sektor pariwisata. Batang merupakan lokasi yang unik, terdiri dari bujur pantai dan pegunungan. Kali ini, kulo bakal ngajakin wiholic buat ikutan explore Batang.

Start dari pusat kota di kabupateng Batang, yakni alun-alun Batang. Dilanjut melalui jalur ke selatan, belum sampai  3 km kami menyusuri jalan, kami sudah disuguhi oleh kebun-kebun yang setia mengiringi perjalanan kami untuk menuju ke destinasi tujuan kami.

Baiklah, bicara soal tujuan kami. Pertama, saat itu beranda media sosial yang orang-orang beri nama ‘instagram’ selalu dipenuhi dengan postingan foto salah satu official account promosi wisata di kabupaten Batang. Satu, dua, bahkan lebih dari tiga akun sedang hobi-hobinya mengunggah foto dari satu destinasi baru ini. Mereka bilang, tempat ini belum banyak dijamah orang biasa. Orang biasa? Apa maksudnya?

Dilihat dari foto, jelas sekali keindahan yang terpampang di tempat itu. Tidak percaya??

(Sumber: official account instagram @instabatang)


(Sumber: official account instagram @instabatang)

(Sumber: dokumen pribadi)

Pemandangan sebuah telaga yang dikelilingi oleh deret pegunungan berhasil mengulik ketertarikan kulo untuk memasukkan destinasi tersebut ke dalam jadwal holiday kali ini. Tanpa banyak babibu, kulo langsung mengajak beberapa kawan lama untuk menikmati keindahan destinasi ini. Pada akhirnya, berangkatlah kami ber-empat menuju ke destinasi ini.

Sebelumnya, kami mencoba untuk mencari informasi lokasi destinasi tersebut menggunakan aplikasi google maps. Disitu tertera, membutuhkan waktu selama 57 menit dari pusat kota untuk mencapai desa Gerlang, kecamatan Blado, kabupaten Batang.

Yap, Telaga Sidringo. Dikenal sebagai Ranukumbolonya Batang. Terletak di desa Gerlang, kecamatan Blado, kabupaten Batang. Tersimpan satu lagi keindahan alam yang menakjubkan, sebuah telaga yang dikelilingi oleh deret pegunungan, letaknya berbatasan langsung dengan kabupaten Banjarnegara. Bersandingan juga dengan lokasi wisata dataran tinggi Dieng. Mengapa bisa dinamai dengan nama Sidringo? Karena konon, di sekitar telaga ini dikelilingi oleh tumbuhan Dringo dengan jumlah yang sangat banyak, namun masyarakat mengaku tidak pernah menanam tumbuhan tersebut. Sehingga pantaslah nama Sidringo diberikan untuk surga wisata tersembunyi ini. Telaga Sidringo juga sering dijadikan lokasi camping oleh para wisatawan, baik yang datang dari wisata Dieng, maupun yang benar-benar berniat untuk nge-camp di Sidringo ini.

Medan perjalanan untuk mencapai lokasi ini termasuk medan yang ekstreme (maklum, karena objek wisata baru). Jalur berkelok naik turun semi vertikal membuat kesan adrenalin tersendiri untuk menuju Sidringo. Namun yang kulo rasakan saat itu bukanlah sulitnya bertempur dengan medan, tapi sulitnya untuk berpaling dari pemandangan di kanan kiri selama perjalanan. Karena selama perjalanan, semakin ke atas semakin totalitas dalam penyuguhan pemandangan. Dimulai dari perkebunan, sawah terasering, kebun sayuran, hamparan kebun teh, hutan pinus, dan ada satu titik puncak jalur yang benar-benar memberikan efek lepas pandang di sisi sebelah kirinya, yakni landscape view yang luas, berhampar sawah terasering, perbukitan, dan hijau lainnya.

(sumber: dokumen pribadi)

(sumber: dokumen pribadi)

Sesampainya di lokasi, benar-benar tidak ada kata selain “Bagus bangeeet”, “Parah, postingan di instagram ga nipu coy”, “fix aku mau wedding party disini”. Terbayar sudah perjuangan trip kami yang kurang lebih memakan waktu 2,5 jam. Masih ingat di paragraf sebelumnya, kulo menyebutkan bahwa di google maps hanya membutuhkan waktu 57 menit?. Lupakan soal itu -_-

Unggahan foto yang kulo lihat di beberapa unggahan media sosial memang benar adanya. Ranukumbolo yang keindahannya sudah pernah kulo nikmati meski baru dari internet, kini kulo benar-benar menemukan kembarannya. Sebuah telaga yang terbentang luas, dikelilingi penuh dengan deret pegunungan, langit yang cerah menyelimuti dan sesekali kabut turun menghampiri, udara yang sangat sejuk, bisa menjadi paket hemat disini, karena cukup mengeuarkan kocek goceng, kami sudah bisa menikmati keindahan di surga tersembunyi di balik puncak Dieng ini.

Yapp, tunggu apa lagi pembaca? Yuk, jadikan Telaga Sidringo sebagai list travelling holidaymu nanti!


- Tulisan ini diikutsertakan dalam lomb Blog Visit Jawaa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @visitjawatengah (www.twitter.com/visitjawatengah;) -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar