Menikmati akhir pekan, sebagai mahasiswa kategori istri
idamannya warteg, lebih cocok untuk menyambut long
weekend dengan bercengkerama
bersama alam. Bicara soal alam, pasti yang ada di benak wiholic1)
adalah gunung. Yap, kegiatan mendaki gunung atau yang kerap disebut dengan
'muncak'. Tapi, lain halnya dengan pengalaman kulo2) satu ini,
ketika kulo mencoba untuk menjajaki gerbang wisata baru yang terdapat di
kabupaten Batang - Jawa Tengah. Letaknya berbatasan langsung dengan kabupaten
Wonosobo, khususnya dataran tinggi Dieng. Langsung saja kulo sebut sebagai
kembaran dari Ranukumbolonya Batang. Tak hanya sampai disini saja, masih ada
beribu deskripsi keindahan yang ada di destinasi wisata satu ini. Ingin tahu
seperti apa Ranukumbolonya Batang?. Sumonggo, mari simak lebih lanjut!
1)
Wiholic: wisata holic (pecinta kegiatan wisata/touring)
2)
Kulo: dalam bahasa jawa: Kulo.
Provinsi Jawa Tengah identik dengan tanahnya yang subur.
Walaupun sudah banyak tanah-tanah gembur, sawah, dan hutan disulap menjadi perumahan,
industri, dan bangunan lainnya, lain halnya dengan tempat satu ini. Yap,
kabupaten Batang. Jika dikisarkan menggunakan presentase, dari 100%, wilayah
keramaian padat penduduk dan bangunan hanya 30% saja. Sisanya merupakan
perbukitan yang dihampari oleh persawahan, kebun, dan hutan. Tak heran jika
Batang mengandalkan alamnya sebagai objek sektor pariwisata. Batang merupakan
lokasi yang unik, terdiri dari bujur pantai dan pegunungan. Kali ini, kulo
bakal ngajakin wiholic buat ikutan explore
Batang.
Start dari pusat
kota di kabupateng Batang, yakni alun-alun Batang. Dilanjut melalui jalur ke
selatan, belum sampai 3 km kami
menyusuri jalan, kami sudah disuguhi oleh kebun-kebun yang setia mengiringi
perjalanan kami untuk menuju ke destinasi tujuan kami.
Baiklah, bicara soal tujuan kami. Pertama, saat itu beranda
media sosial yang orang-orang beri nama ‘instagram’ selalu dipenuhi dengan
postingan foto salah satu official
account promosi wisata di kabupaten Batang. Satu, dua, bahkan lebih dari
tiga akun sedang hobi-hobinya mengunggah foto dari satu destinasi baru ini.
Mereka bilang, tempat ini belum banyak dijamah orang biasa. Orang biasa? Apa
maksudnya?
Dilihat dari foto, jelas sekali keindahan yang terpampang di
tempat itu. Tidak percaya??
(Sumber: official account instagram @instabatang)
(Sumber: official account instagram @instabatang)
(Sumber: dokumen pribadi)
Pemandangan sebuah telaga yang
dikelilingi oleh deret pegunungan berhasil mengulik ketertarikan kulo untuk
memasukkan destinasi tersebut ke dalam jadwal holiday kali ini. Tanpa banyak babibu, kulo langsung mengajak
beberapa kawan lama untuk menikmati keindahan destinasi ini. Pada akhirnya,
berangkatlah kami ber-empat menuju ke destinasi ini.
Sebelumnya, kami mencoba untuk
mencari informasi lokasi destinasi tersebut menggunakan aplikasi google maps. Disitu tertera, membutuhkan
waktu selama 57 menit dari pusat kota untuk mencapai desa Gerlang, kecamatan
Blado, kabupaten Batang.
Yap, Telaga Sidringo. Dikenal
sebagai Ranukumbolonya Batang. Terletak di desa Gerlang, kecamatan Blado,
kabupaten Batang. Tersimpan satu lagi keindahan alam yang menakjubkan, sebuah
telaga yang dikelilingi oleh deret pegunungan, letaknya berbatasan langsung
dengan kabupaten Banjarnegara. Bersandingan juga dengan lokasi wisata dataran
tinggi Dieng. Mengapa bisa dinamai dengan nama Sidringo? Karena konon, di
sekitar telaga ini dikelilingi oleh tumbuhan Dringo dengan jumlah yang sangat
banyak, namun masyarakat mengaku tidak pernah menanam tumbuhan tersebut. Sehingga
pantaslah nama Sidringo diberikan untuk surga wisata tersembunyi ini. Telaga
Sidringo juga sering dijadikan lokasi camping
oleh para wisatawan, baik yang datang dari wisata Dieng, maupun yang
benar-benar berniat untuk nge-camp di
Sidringo ini.
Medan perjalanan untuk mencapai
lokasi ini termasuk medan yang ekstreme (maklum, karena objek wisata baru).
Jalur berkelok naik turun semi vertikal membuat kesan adrenalin tersendiri
untuk menuju Sidringo. Namun yang kulo rasakan saat itu bukanlah sulitnya
bertempur dengan medan, tapi sulitnya untuk berpaling dari pemandangan di kanan
kiri selama perjalanan. Karena selama perjalanan, semakin ke atas semakin
totalitas dalam penyuguhan pemandangan. Dimulai dari perkebunan, sawah
terasering, kebun sayuran, hamparan kebun teh, hutan pinus, dan ada satu titik
puncak jalur yang benar-benar memberikan efek lepas pandang di sisi sebelah
kirinya, yakni landscape view yang
luas, berhampar sawah terasering, perbukitan, dan hijau lainnya.
(sumber: dokumen pribadi)
(sumber: dokumen pribadi)
Sesampainya di lokasi, benar-benar tidak ada kata selain
“Bagus bangeeet”, “Parah, postingan di instagram ga nipu coy”, “fix aku mau wedding party disini”. Terbayar sudah
perjuangan trip kami yang kurang lebih memakan waktu 2,5 jam. Masih ingat di
paragraf sebelumnya, kulo menyebutkan bahwa di google maps hanya membutuhkan waktu 57 menit?. Lupakan soal itu -_-
Unggahan foto yang kulo lihat di beberapa unggahan media
sosial memang benar adanya. Ranukumbolo yang keindahannya sudah pernah kulo
nikmati meski baru dari internet, kini kulo benar-benar menemukan kembarannya.
Sebuah telaga yang terbentang luas, dikelilingi penuh dengan deret pegunungan,
langit yang cerah menyelimuti dan sesekali kabut turun menghampiri, udara yang
sangat sejuk, bisa menjadi paket hemat disini, karena cukup mengeuarkan kocek
goceng, kami sudah bisa menikmati keindahan di surga tersembunyi di balik
puncak Dieng ini.
Yapp, tunggu apa lagi pembaca? Yuk, jadikan Telaga Sidringo
sebagai list travelling holidaymu nanti!
- Tulisan ini diikutsertakan dalam lomb Blog Visit Jawaa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @visitjawatengah (www.twitter.com/visitjawatengah;) -